Blog Ini merupakan sebuah...

Minggu, 31 Maret 2013

On 07.45 by Iyan Sofi Ansori in    No comments
Biografi Nabi Muhammad Saw sebagai Entrepreneurship

   Nabi Muhammad Saw bin Abdullah lahir hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal pada tahun Gajah. Nabi Muhammad Saw terlahir sebagai anak yatim. Ayah beliau  Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika Muhammad Saw masih dalam kandungan ibunya Siti Aminah. Ibunda tercinta meninggal ketika beliau berusia 6 tahun dalam perjalanan untuk melihat kuburan suami tercinta. Kemudian Rasulullah diasuh oleh kakek dan paman beliau. Hidup bersama kakek Abdul Muthalib bin Hashim adalah masa yang bahagia, namun tidak beberapa lama kakek tersayang meninggal. Kemudian hidup bersama paman beliau yang bernama Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Paman beliau mempunyai kehidupan yang amat sederhana secara ekonomi. Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarga sang paman dengan bekerja serabutan kepada penduduk Mekkah.

   Rasulullah adalah seorang pekerja keras sejak usia kanak-kanak, pengusaha handal saat usia muda, dan bersahaja dalam usia senja. Sebelum Muhammad Saw diutus dan diangkat menjadi Rasulullah, kehidupan beliau adalah seorang pengusaha atau entrepreneurship. Beliau adalah bussines owner dan juga investor yang mengembangkan usahanya. Muhammad Saw mulai dari seorang pekerja atau employee yakni dengan mengembalakan domba. Pekerjaan ini adalah pekerjaan upahan dari orang yang mempunyai domba untuk digembalakan dan mendapatkan upah. Inilah magang pertama Muhammad membentuk mental pengusaha tangguh dan ulet. Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin, maka bandingkan dengan Nabi Muhammad  Saw yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika pendidikan rendah menjadi alasan, bandingkan dengan Nabi Muhammad  Saw yang tidak pernah sekolah. Dan ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan dengan Nabi Muhammad Saw yang tidak berbekal modal materi. Dengan begitu tidak ada satu alasan pun bagi kita untuk mengeluh. Insya Allah kita pasti bisa menjadi pengusaha yang sukses seperti Rasullah, jika kita mau meneladani spirit berbisnis ala Nabi Muhammad Saw.

   Pekerjaan mengembala ternak merupakan pekerjaan yang membutuhkan dan memerlukan keterampilan memimpin. Memimpin kawanan ternak dengan kemampuan praktikal dalam manajemen. Mengembala ternak harus mampu mengarahkan ternak ke padang gembalaan yang subur dengan rumput yang hijau. Menggiring ternak ke sumber air agar tidak kehausan. Pengembalaan ternak harus mampu mengendalikan kawanan ternak agar tidak tersesat. Menjaga kawanan ternak dari pemangsa dan juga pencuri ternak yang selalu mengintai kelengahan dari pengembala ternak.

   Dengan kemampuan yang terakumulasi dari mengembalakan ternak. Maka beliau memulai karir bisnis di usia 12 tahun. Perjalanan bisnis pertama adalah ketika mengikuti pamannya berdagang ke Syria. Pada tahapan ini beliau masuk pada proses kerja magang (internship) sebagai pengusaha. Bahkan Jumlah kekayaan Nabi Muhammad adalah terbanyak pada masa itu. Seorang Ahli sejarah Islam yang bernama Syaikh Al-Mufid (337 - 413 M) meriwayatkan bahwa Pada usia 20 tahunan kekayaan Nabi Muhammad adalah yang paling terbanyak, baik berupa emas permata, unta, kuda, karyawan, dan beberapa asset tanah di Jazirah Mekkah. Pada masa itu, tidak ada seorang pun yang lebih kaya daripada Nabi Muhammad. Namun demikian, Nabi Muhammad bukan sekedar Konglomerat dan Pengusaha biasa, beliau adalah seorang Nabi. Maka sebagian besar kekayaan Nabi Muhammad dipergunakan untuk memerdekakan budak, menurut riwayat Syaikh Al-Mufid, Rasulullah tercatat sebagai orang yang memerdekakan budak terbanyak sampai saat ini, yaitu 7000 orang budak telah dimerdekakan oleh Rasulullah. Bahkan beliau pula yang menyantuni semua anak-anak yatim di Mekkah, menyantuni para janda-janda miskin yang memiliki banyak anak yatim, dan orang-orang tua yang jompo dan papa. Meskipun Rasulullah saw adalah Nabi Yang paling kaya, namun beliau hidup sederhana, kediaman Rasulullah hanya untuk beristirahat dan menerima tamu. Rasulullah tidak mau mendirikan istana megah, sementara disekelilingnya adalah banyak orang-orang yang miskin dan kelaparan. Rasulullah tidak mau hidup mewah, sementara masih banyak perbudakan. Menjelang beliau berumur 25 tahun, Muhammad Saw membangun bisnisnya selama 13 tahun dengan menjadi pedagang di berbagai tempat dengan pola bagi hasil (profit sharing) atau dengan upah.

   Pernikahan beliau dengan Khadijah bin Khuwailid Al-Asadiyah yang awalnya adalah mitra beliau dalam berbisnis. Kemitraan ini telah berlangsung lama dan dengan karakter Muhammad dewasa, Nabi Muhammad Saw menikahi Khadijah dengan mahar 100 ekor unta muda dan dewasa. Pada tahapan selanjutnya beliau masuk sebagai investor dan sekaligus pemilik usaha. Menjelang usia 37 tahun beliau membangun kekutan bisnis yang besar. Usaha beliau dengan Siti Khadijah menggunakan mekanisme investasi dan juga partnership dengan para pengusaha yang ada. Setelah pencapaian bisnis yang besar beliau terus berpikir, melihat berbagai potret ketimpangan sosial, kemiskinan di satu sisi, dan berlimpahan bagi orang lain. Dengan kekuatan finansial beliau mulai membantu orang-orang miskin kota Mekkah. Membantu mereka yang membutuhkan pekerjaan dan juga memberikan kemudahan demi kemudahan. Salah satu kunci keberhasilan beliau adalah keserhanaan dan kejujuran Rasulullah yang melahirkan trust atau kepercayaan, sehingga para pemilik modal mempercayakan usahanya untuk dikelola Rasulullah. Kejujuran itu pulalah yang membuahkan trust konsumen sehingga meningkatkan laba karena tingkat pembelian yang meningkat nyata. Kunci utama lainnya adalah zakat dan sedekah yang tak pernah terlalaikan olehnya sehingga sucilah hartanya dan berkahlah usahanya.

  Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis Rasulullah Saw. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). money is not number one capital in business, the number one capital is trust . Yang kedua , kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktifitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan menghapuskan sistem riba.

   Empat nilai dasar yang membentuk nabi Muhammad Saw sebagai pengusaha sukses yaitu shiddiq, shiddiq adalah kejujuran beliau tentang barang yang dibawa untuk diperjualbelikan, mulai dari kualitas barang, jenis, bentuk, dan harganya. Ketika pertama sekali menjadi mitra bisnis Siti Khadijah, Muhammad Saw mendapatkan kepercayaan untuk membawa barang dagangan lebih banyak. Penerapan kejujuran ini tergambar dari pesan beliau untuk tidak mencampur kurma kualitas baik dengan kurma kualitas jelek. Yang kedua adalah amanah. Dengan nilai kejujuran beliau, kepercayaan pun tumbuh beriringan untuk melakukan berbagai transaksi bisnis di sepanjang daerah Jazirah Arab yang pernah beliau singgahi. Yang ketiga adalah fathanah atau kecerdasan. Kemampuan membaca peluang-peluang bisnis yang ada. Dimana di setiap tempat yang beliau singgahi membutuhkan berbagai jenis barang dagangan yang berbeda. Mengetahui peta persaingan perdagangan, pergerakan harga, dan juga trend yang akan datang membutuhkan sebuah riset, naluri, dan feeling. Kemudian yang terakhir adalah tabligh atau komunikasi. Kemampuan menawarkan dan memasarkan produk yang beliau bawa kepada konsumen yang membutuhkan.

Referensi :
http://dc161.4shared.com/doc/YFj9ApmZ/preview.html
http://hidayaticharming91.blogspot.com/2013/01/tugas-kewirausahaan.html