Sabtu, 17 Oktober 2015
On 23.23 by Iyan Sofi Ansori in Cloud Computing, Gunadarma, Resume Jurnal, Tugas Analisa Kinerja Sistem No comments
Resume jurnal ini dibuat dalam rangka
melakukan pemenuhan tugas matakuliah Bapak Ary Bima
Kurniawan, ST.,MT. untuk matakuliah
Analisa Kinerja Sistem
-----------------------------------------------------------------------------------
AL RAHMAN NOOR – 1B115098
AL RAHMAN NOOR – 1B115098
IYAN SOFI ANSORI – 1B115035
LENI KUMALASARI – 1B115110
Program Studi
Sistem Informasi Universitas Gunadarma
Abstrak
Efiesiensi manjadi hal yang mendasar pengguna dalam memanfaatkan teknologi Cloud Computing. Berangkat dari latar belakang tersebut, dalam jurnal ini penelitian melakukan analisis dan pembangunan sebuah infrastruktur dengan layanan Server as a Service yang ditujukan untuk sektor pendidikan. Dalam jurnal ini juga didefinisikan juga metodologi eksperimen serta hasil pengujian prototype IaaS yang menunjukan efisiensi dalam setup time, ability, dan access area. Serta kekurangan pengujian tersebut pada respone time dan package install.
Latar
Belakang dan Tujuan
Menurut Mell & Grance (2011) Cloud Cumputing merupakan akses layanan on-demand ke sekumpulan sumber daya komputasi seperti jaringan, server, penyimpanan, aplikasi dan layanan. Jurnal ini mengangkat topik analisis dan pembangunan cloud computing, dimana kini sudah banyak industri berkembang yang menggunakan jasa cloud computing. Dengan manfaatkan yang sudah disebutkan mengenai Cloud Computing di dunia pendidikan, dalam jurnal ini diyakini bahwa perlunya dilakukan pembangunan infrastruktur cloud computing pada sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun berupa layanan Sever as a Service. Mengenai sistem informasi yang digunakan oleh sekolah menengah kejuruan di kota bandung guna memanfaatkan keunggulan dari cloud. Disamping itu juga harus diperhatikan keamanan dalam hal pergerakan dan akses data menggunakan cloud.
Dalam Jurnal ini, penulis bertujuan untuk membangun infrastruktur cloud computing. Prototype IaaS ini diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan (existing). Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) adalah tools yang digunakan untuk membangun IaaS. Tools ini memiliki keunggulan berupa teknologi open source yang tidak memerlukan biaya untuk lisensi, proses update dan berlangganan.
Konsep
Dasar Penelitian
Konsep dasar penelitian dalam jurnal ini didasarkan pada keinginan penulis untuk menjelaskan topik yang terkait dengan cloud computing, karakteristik dan layanan yang terdapat dalam cloud computing itu sendiri.
A. Cloud Computing
Cloud Computing merupakan suatu metode komputasi yang memiliki kemampuan untuk menyajikan yang terkait teknologi informasi melalui internet, tanpa mengetahui dan perancangan sistem cloud computing.
B. Karakteristik
Cloud Computing
Menurut Mell & Garace (2011) Cloud Computing memiliki 5 karakteristik. Antara lain:
1. Layanan on-demand
2. Akses jaringan secara luas
3. Sumber daya komputasi terpusat
4. Elastisitas penyedian sumber daya komputasi secara cepat
5. Layanan terstruktur
C.
Layanan Cloud Computing
Menurut Mell & Grace (2011) secara umum layanan cloud computing terdiri dari tiga layanan, yaitu:
1. Infrastructure as a Service (IaaS)
2. Platform as a Service (PaaS)
3. Software as a Service (SaaS)
Metodologi
Dalam jurnal ini disebutkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi eksperimen melalui 9 tahapan, yaitu:
1. Kajian Induktif
2. Identifikasi Permasalahan
3. Studi Literatur
4. Melakukan Eksperimen
5. Mengumpulkan data
6. Klasifikasi Data
7. Analisis Data
8. Membuat Laporan
Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil Pengujian
Hasil pengujian diawali dengan proses pengumpulan data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan oleh para penguji. Data diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Data hasil pengujian berdasarkan kebutuhan pengguna terhadap sistem
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh data bahwa prototype IaaS yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan user.
b. Data hasil pengujian berdasarkan kinerja sistem
Data ini didapat penulis melalui perbandingan sistem cloud dengan sistem yang berjalan saat ini dengan spesifkasi hardware yang setara. Hasil uji berdasarkan parameter setup time, response time, access area, package install dan ability.
2. Analisis Hasil
Pengujian
Pada pengujian setup time,
sistem cloud memiliki rata-rata waktu lebih singkat dalam melakukan setup
satu server virtual yaitu 23.33 menit lebih cepat dibandingkan
dengan sistem non-cloud. Sistem cloud lebih cepat dalam hal setup
time karena proses setup merupakan proses caching dari image berupa
sistem operasi yang sudah jadi, sedangkan sistem non-cloud harus
menginstal sistem operasi terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu yang
relatif lebih lama.
Untuk pengujian response
time, sistem cloud memiliki rata-rata response time 2.33
detik lebih lama dibanding sistem cloud, hal ini dikarenakan pengaksesan
dilakukan melalui jaringan (LAN/WAN) sehingga tergantung pada kondisi lalu
lintas (traffic) jaringan sebaliknya sistem non-cloud diakses
langsung melalui interface sistem operasi.
Pengujian akses area
menunjukkan sistem cloud memungkinkan pengguna mengakses sistem melalui interface
sistem, LAN, WAN dan bahkan internet. Dengan demikian sistem cloud
tidak memiliki batasan lokasi, selama terdapat koneksi internet maka
pengguna dapat mengakses sistem cloud. Pada sistem non-cloud hasil
uji menunjukkan bahwa akses hanya dapat dilakukan melalui interface sistem
dan LAN saja. Maksimal jarak efektif pada jaringan LAN adalah 100 meter. Pada
pengujian ini penggunaan wireless tidak disertakan sehingga hal ini
menjadi keterbatasan penelitian ini.
Pengujian package install,
sistem cloud instalasi paket-paket pendukung server hanya dapat
dilakukan melalui repository internet. Hal ini dikarenakan sistem cloud
tidak menyediakan CD/DVD ROM virtual, sehingga media CD/DVD installer
tidak dapat digunakan. Pada sistem non-cloud paket-paket pendukung server
dapat diinstal melalui CD/DVD installer dan repository internet.
Untuk pengujian ability,
server virtual yang dihasilkan dapat mencapai 4 server virtual,
sedangkan pada sistem non-cloud hanya dapat mencapai rata-rata 2-3
server. Virtualisasi pada sistem cloud mengandalkan jumlah core prosesor
yang dimiliki oleh Node Controller, dalam penelitian ini diperoleh 4 core
prosesor. Pada sistem non-cloud virtualisasi menggunakan share
memory pada sistem utama, dengan jumlah memory 4048 MB dan sistem
operasi Windows 7, server virtual yang dapat dihasilkan berkisar antara
2-3 server virtual saja.
Kesimpulan
Perkembangan pembangunan teknologi cloud computing dari tahun ke tahun semakin pesat. Jurnal ini menyimpulkan bahwa Analisis pembangunan infrastruktur could computing khususnya dibidang pendidikan dengan penggunaan layanan IaaS (Infrastrure as a Service). Tahapan dalam merancang IaaS terdiri dari analisis kebutuhan sistem, konfigurasi sistem, topologi sistem dan proses instalasi. Dalam proses pembangunan IaaS dengan menggunakan UEC terdapat empat tahapan, yaitu pengecekan ketersediaan image untuk server, running instance dan terminate instance.
Hasil uji diperoleh data hasil uji terhadap fungsionalisme sistem menunjukkan bahwa laaS yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna, untuk uji kinerja sistem diperoleh pada parameter setup time yaitu 23,33 menit lebih cepat dibanding sistem non could. Untuk ability dapat menyediakan 4 server virtual sementara sistem non could hanya 2 sever dan access area yang lebih mudah.
Rangkuman
Could computing menerapkan suatu metode komputasi, yaitu kemampuan yang terkait teknologi informasi yang disajikan sebagai suatu layanan yang diakses melalui internet, tanpa mengetahui infrastruktur di dalamnya, tenaga ahli yang merancang sistem tersebut memiliki kendali atas infrastruktur yang ada. Arsitektur secara umum dibagi menjadi 3 bagian yaitu infrastruktur, platform dan aplikasi. Setiap layanan akan diakses tidak perlu diinstal pada setiap perangkat end-user untuk dapat melakukan akses terhadap layanan cloud computing, hanya dibutuhkan web browser atau antar muka.
Keuntungan dengan menggunakan cloud computing adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi resiko pada insfrastructure
2. Dana yang rendah
3. Peningkatan kecepatan inovasi
4. Mengurangi waktu running aplikasi dan waktu respon
5. Biaya yang relatif terjangkau
6. Layanan publik yang lebih baik dengan cara penyediaan informasi yang lebih cepat kepada masyarakat.
7. Mendapatkan informasi lebih terkait dengan masyarakat umumnya. Hal ini diperoleh lewat analisis mendalam terhadap database yang ada.
Kekurangan could computing adalah sebagai berikut :
Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban. Dan juga perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.
Sumber Jurnal :
Ernawati, Tati. Zulfiaji, Agung Helmi.(2012) “Analisis dan
Pembangunan
Infrastruktur Cloud
Computing”. Jurnal
Cybermatika, Vol.1 No.2.Desember 2013. Artikel 4.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Berita UG SS
Popular Posts
-
Pengertian Embedded System Embedded System atau sistem tertanam merupakan sistem komputer khusus yang dirancang untuk menjalankan tugas...
-
PROPOSAL BISNIS CUPCAKE (Diajukan sebagai tugas mata kuliah manajemen proyek dan manajemen resiko ) ...
0 komentar:
Posting Komentar