Jumat, 24 Juni 2016
LOVE
IS A MANY SPLENDOUR THING
Cinta memang
sesuatu yang indah dan mulia, hanya ukuran dan nilai cinta berbeda beda. Lagu
dengan judul diatas bertemakan cinta ini sangat populer beberapa puluh tahun
lalu. Cinta, khususnya antara dua pasang kekasih, terutama bila terjadi
diantara dua remaja, kaum muda, maka seolah seolah dunia ini hanya mereka
berdualah yang ada dan yang memilikinya.
Indah, mulia tetapi
juga sering berakhir tragis seperti dikisahkan dalam cerita legendaris dari
dramawan dan sastrawan Inggris William Shakespeare melalui ~ Romeo and Juliet ~
atau Sabik & Ingtay cerita cinta kuno dari Tiongkok, Siti Nurbaya oleh
Marah Roesli dari Indonesia. Masih banyak lagi tentunya cerita sejenis. Cinta
yang menurut alur pikiran penulisnya, pencetus kisah romantis dan melankolis
ini dibumbui dengan liku liku percintaan yang mempunyai ikatan kuat dan murni,
sebuah cinta sejati.
Semua ini untuk
menguras airmata pembacanya. Selalu indah penuh pengorbaan dan mengharukan. Ini
hanya sebuah kisah khayalan yang didramatisir. Masih adakah cinta seperti itu
pada kenyataan, khususnya jaman sekarang ? Dunia yang makin maju kedepan dengan
loncatan loncatan yang kadang mencengangkan dalam segala bidang, terutama `arti
kebebasan` yang justru sering digunakan sebagai pintu gerbang untuk melewati
batas batas yang seharusnya tetap dijaga dan tidak dilanggar.
Ladang dan
kesempatan untuk melakukan hubungan cinta atau bercinta tersedia dan terbuka
luas dan bebas, hampir tanpa batas dibanding jaman ketika cerita romantis yang
penuh keindahan cinta itu ditulis. Sebebas terjadinya penyimpangan penyimpangan
yang pada umumnya berakhir penuh derita dan penderitaan, bahkan malapetaka.
Tidak sedikit menghantui sepanjang sisa hidup.
Cinta itu mulia.
Cinta bisa sangat indah. Cinta itu adalah kebahagiaan, tetapi, manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, apa yang diperkirakan, apa yang
didambakan dan diharapkan dan bahkan jauh dari bayang bayang keindahan, betolak
belakang dari kenyataan dan indahnya cinta yang sudah terlanjur tercipta dalam
bayang bayng dan angan angan dua sejoli, maka cinta bisa sangat menyakitkan dan
menimbulkan penderitaan yang luar biasa. Salah satu atau kedua duanya yang
terlibat didalamnya, bahkan pancaran baik buruknya, kebahagiaan dan kegagalan
serta kesedihan yang berlanjut dengan penderitaan sering sanggup menyentuh dan
dirasakan orang disekitarnya.
Tetapi, dalam
tulisan ini saya tidak berani mengupas lebih dalam arti `Cinta` dalam
pengertian `Kasih Sayang` antara dua sejoli karena bukan expertnya, melainkan
pengerian ` Cinta ` yang luas. Cinta dalam kehidupan dengan sesamanya. Cinta
alam dan segala isinya.
Cinta kasih tidak
harus berarti satu ikatan antara dua sejoli atau antara suami - istri, ayah -
ibu dan anak, antar saudara, antara kerabat dan teman dalam pengertian terbatas,
tetapi cinta kasih disini lebih ditujukan dalam kaitan serta pengertian yang
umum ~ Cinta kasih kemanusiaan ~ serta ~ Cinta kepada alam lingkungannya ~ yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia yang ada di Bumi dan seluruh
kandungannya, alam terbuka dimana kita setiap hari hidup didalamnya dan
dihidupi sepenuhnya.
Cinta - Kasih
sayang sesama dan lingkungan seperti Cinta - Kasih sayangNYA kepada kita. Cinta
yang demikian ini tertampilkan pada perbuatan dan perilaku diri kita. Perbuatan
dan amal bhakti dalam batas kemampuan, sederhana tetapi nyata dasn bermanfaat.
Bagaimana kita
memandang sesama manusia, mereka yang kurang beruntung dan dalam penderitaan.
Bgaimana kita bersikap terhadap lingkungan hidup dan kelestarian alam.
Bagaimana perhatian dan sikap kita melihat gejala yang melanda kaum remaja masa
kini yang berada dalam jurang bahaya kehancuran Mental - Fisik yang bisa
memusnakan harapan masa depannya; umpama : Problim NARKOBA yang merajalela.
Apabila hal ini tak teratasi dengan baik dan terus tak terkendali untuk
menjamin keselamatan berlangsungnya Generasi Muda yang sehat lahir bathinnya
yang terjaga dan terpelihara sebagai generasi penerus masa depan.
Kita harus berusaha
sungguh sungguh dan mampu menyadarkan, mencegah, menjauhkan dan menyelamatkan
mereka dari bahaya global ini yang diakibatkan makin semaraknya penggunaan dan
pemakaian `NARKOBA`. Terlihat makin nekadnya para Penyedia, para Agen gelap dan
Para Penyalur yang gentayangan disegala tempat, waktu dan suasana. Siang dan
malam demi mengeruk keuntungan besar tanpa peduli akibat yang ditimbulkan.
Pedulikah kita akan keadaan ini. Setidaknya, berusahalah kita dengan sungguh
sungguh melalui cara yang paling baik, persuasif, pendekatan manusiawi mencegah
anak anak kita agar tidak sampai tergerus dan hanyut dalam malapetaka ini.
Dengan cara yang bijaksana dalam menanamkan pengertian, menyadarkan akan bahaya
yang timgbul dengan segala akibat buruknya. Ataukah kita hanya emosional dan
represif menghadapi ini semua sehingga makin tertutuplah hubungan orang tua
dengan anak anaknya, atau bahkan pasrah dengan mengandalkan doa tanpa usaha.
Cintakah kita
kepada generasi dan bangsa kita dimana keluarga kita juga merupakan bagian
masyarakat Indonesia dimana kita hidup dan dihidupi oleh segala unsur yang ada
di bumi ini. Kepedulian kita, walaupun hanya bisa berbuat sedikit,
menyelamatkan satu - dua calon korban bahkan korbanpun dengan rasa kemanusiaan
dan ketulusan, sudah merupakan sesuatu yang mulia dan berarti, kita telah
berbuat dan melaksanakan cinta yang indah dan mulia tadi.
Pandangan kita
terhadap kemiskinan sesama yang kadang luar biasa. Apakah kita hanya berkata :
Ah, itu nasib ! Mau berbuat sedikit tetapi tulus, walau keadaan kita sendiri
memang terbatas, itulah cinta.
Beberapa contoh
manusia besar dengan cinta yang besar dan mulia.
Ibu Theresa dari
Kalkuta, kota dan Negara bagian India yang sangat padat dan memprihatinkan.
Masyarakatnya berjubel, banyak kaum papa yang penuh penderitaan. Walau Ibu
Theresa berkeyakinan Kristiani dan harus hidup ditengah lingkungan yang
mayoritas beragama Hindu, Budha dan Islam, tapi bisa diterima karena segala
yang dilakukan, diperbuatnya berlandaskan rasa cinta kasih pada sesamanya yang
murni dan kuat. Pada mulanya misi mulia penuh kasih sayang dan cinta ini banyak
dicurigai, ditentang dan diintimidasi, tapi beliau tabah dalam pengertian Teguh
- Tegak - Tegar dan akhirnya sangat dicintai dan bahkan dihormati oleh
masyarakat, baik yang menerima langsung pelayanannya maupun masyarakat Kalkuta
dan bangsa India pada umumnya dan bahkan akhirnya Pemerintah Indiapun
memberikan respek tertinggi, menempatkan Ibu Theressa di tempat terhormat
sebagai manusia penuh kasih sayang dan cinta kepada sesama. Duniapun
mengaguminya. Tanpa membeda bedakan status manusia, hanya terfokus pada kaum
miskin yang sangat membutuhkan uluran tangannya. Satu kerja raksasa kemanusiaan
dunia. Ibu Theressa memancarkan cahaya cinta yang luar biasa terhadap sesamanya
yang menderita dan tertindas. Cara hidup beliau pun sesuai dengan Motto
Perguruan. Menyesuaikan diri dengan lingkungan, bukan sebaliknya!
Florence
Nightingale, lahir dan hidup dari keluarga kaya raya, mengabdikan diri untuk
perbaikan Rumah Sakit dan perawatannya serta para perawat dalam tugasnya, baik
di Inggris sampai ke Negara tetangga sekalipun. Berani menghadapi penyakit
berbahaya masa itu seperti cholera, typhus dan sejenisnya serta terus berusaha
memprofesionalkan kerja Para Perawat agar bisa melaksanakan tugas dan
kewajibannya lebih baik dalam pelayanan. Florence tidak mengenal putus asa dan
lelah. Siang dan malam. Itulah juga cinta. Cinta kepada sesamanya untuk bisa
memperoleh pelayanan yang layak dikala menderita sakit.
J. Henry Dunant,
bangsa Swiss. Pribadi penuh perikemanusiaan yang berjuang demi sesamanya dalam
sakit dan penderitaaan khususnya yang dilihatnya di medan perang dahsyat saat
itu dimana korban bergelimpangan dan pada umumnya kehabisan darah karena luka
akibat dahsyatnya perang, tanpa daya untuk mengatasinya. Akhirnya, usaha
mulianya untuk mempelopri mentode pengumpulan darah melalui suri keteladanan
dan himbauan penuh persuasive dalam hal donor darah yang sangat berjasa dalam
menolong hidup sesamanya. Setetes darah untuk kemanusiaan. Diakui dunia dan
diangkat sebagai Bapak Palang Merah Internasional. Manusia besar ini menyadari
bahwa darah adalah salah satu unsur dan factor penting dan utama hidup manusia.
Terkenal dengan `Red Cross` di dunia. Palang Merah di Indonesia. Beliau juga
berbuat cinta kepada sesamanya.
Ibu R.A. Kartini,
walau saat itu sulit untuk memperjuangkan kaumnya sesuai cita cita dan
pandangannya secara langsung, terang terangan dan nyata, karena sifat dan
cengkeraman kaum feodalisme sangat kuat, tetapi pemikirannya mendunia melalui
surat suratnya pada seorang sahabat di Belanda yang banyak membuka kisah cita
cita, isi hati dan keinginan kuatnya untuk meningkatkan taraf kehidupan
khususnya kaumnya disegala tatanan tatanan masyarakat. Manunjukkan cinta kepada
sesama khususnya kaum wanita dan generasi mendatang dalam hal persamaan
derajat, hak dan kewajiban yang melahirkan dan mendorong lahirnya `Emansipasi`
bagi kaum wanita terhadap kaum lelaki walau tanpa meninggalkan dan memungkiri
kodratnya yang hingga kinipun masih berlangsung dan diperjuangkan. Cinta, lagi
lagi karena cinta. Kepada sesamanya yang tertindas.
Martin Luther King,
Pejuang hak asasi kaum kulit hitam di A.S. yang mati tertembak. Seorang tokoh
Kulit Hitam Amerika, telah menunjukkan dan membuktikan cintanya pada sesama
yang tertindas dan tersisihkan. Dunia menghormat keberaniannya serta
keteladanannya dalam memperjuangkan persamaan hak kaum kulit hitam terutama di
Amerika yang memang merupakan hak demi martabat dan hakekat hidup manusia
bebas, lahir bathin. Semuanya ini makin mengilhami tumbuhnya tuntutan akan
Perlindungan Hak Asasi Manusia. HAM di negeri ini. Human Rights - PBB yang
diadopsi sebagian besar Negara di dunia. Cinta yang harus dibayar hidupnya.
Lord Baden Powell,
Bapak Kepanduan dunia besar juga jasanya terutama bagi generasi muda untuk
mengarahkan kepribadian diri dan memberi kesadaran bagaimana besikap terhadap
sesama, alam lingkungannya dan untuk sanggup mandiri. Membina mental karakter
kaum muda untuk mengenal disiplin dan memberi keteladanan. Serta sikap suka
menolong dan bahu membahu dengan sesamanya.
Masih teringat
puluhan tahun lalu, di Lagere School ( S.D.) masa itu pernah saya tergembleng
sebagai `Verkenners`, pemula, belum sebagai Padvinders - Pandu (Boy Scott),
baru di SMP sebagai Pandu. Betapa kami dididik untuk trampil dan mandiri,
menyayangi alam dan keindahannya, menghargai sesama khusunya hormat pada yang
lebih senior dan tua. Melihat segala sesuatu dari sudut keindahan dan
manfaatnya. Pandangan jauh kedepan dan penuh sifat dan sikap optimistis yang
masa sekarang lebih dikenal dengan Pro Aktif berpandangan selau positif (
Positive thinking _ Pikiran yang selalu pasti, tegas, tidak penuh keraguan ).
Perbuatan ini juga
satu sumbangan bentuk cinta kasih terhadap sesamanya yang dipelopori Bapak
Pandu Dunia ini. Banyak contoh contoh lain dari manusia mulia seperti ini dalam
segala tingkat hidup dimana kita tidak mungkin mampu mendekati apalagi menyamai
kemuliaan dan jasa yang luar biasa dalam pengabdian pada sesama, apalagi untuk
masyarakat dunia. Persembahan cinta dan dedikasi kepada sesamanya. Tetapi,
mencontoh keteladanannya dan mengamalkan apa yang bisa kita lakukan betapa
kecil andilnya terkadap kemanusiaan, itulah juga hakekat cinta.
Apakah hal kecil pernah
kita sentuh sesuai kemampuan kita untuk memancarkan rasa cinta kita terhadap
sesama. Terhadap alam dan lingkungannya walau belum bisa dianggap sebagai
kebajikan berarti, tetapi sudah pasti merupakan pancaran sedikit cahaya cinta
di keredupan dunia dan alam disekitar kita.
Sebagai contoh
sedehana, kita ingin berpatisipasi dalam menjaga kelestarian alam dengan tidak
mengganggu satwa disekitar kita apalagi membantainya dengan cara sadis. Merusak
dan menghancurkan tanaman dan bunga bunga di taman dan lain tindakan yang
mencederai lingkungan, karena semuanya itu termasuk dalam `Eko Sistim
Kehidupan` yang saling berkaitan dan menglobal. Untuk mengatasi pembabatan
hutan umpamnya, sumbangan kita bisa sangat berarti melalui kebersamaan.
Andaikan kita semua secara bersama sama peduli serta cinta lingkungan, lalu
manusia se jagad mempunyai perhatian kepada kelestarian alam demi generasi
mendatang. Tidak merampasnya hanya untuk kenikmatan diri sendiri dan jamannya.
Sadar, alam dan segala sesuatu yang ada di dunia ini menghidupi kita.
Andaikan satu rumah
tangga di dunia ini mau menanam 5 jenis tanaman yang disukainya, apapun, di
halaman rumah atau di pot di beranda rumah bagi yang tidak memilki lahan lebih
atau di atap rumah tingkatnya….. berapa milliarkah tanaman yang akan tumbuh
berfungsi menunjang sebagai paru paru dunia pengganti pembabatan hutan yang
sangat mengerikan itu. Karena ytanaman yang kita beli, melalui pembibitan
sendiri atau pihak lain berakibat akan melahirkan tanaman baru, pembibitan baru
untuk mengisi kekosongan yang kita perbuat. Tanpa terasa jumlah tanaman makin
bertambah. Jangan lalu berkomentar; ah, teori. Memang ini secara teoritis,
tetapi menunjukkan bahwa kebersaman, bersama sama dikerjakan, biar sedikit dami
sedikit, akan merupakan kekuatan dasyat dan luar biasa. Inilah perlunya
kebersamaan. Gotong royong. Slogan Bung Karno bagi rakyatnya. Sekecil apapun
yang kita lakukan tapi nyata, bersama sama dengan penuh kesadaran akan menjadi
kekuatan raksasa dan inipun berarti cinta. Cinta akan kelestarian alam. Tanaman
yang menjamin kebutuhan oksigen yang sangat vital bagi kehidupan seluruh isi
alam ini.
Menteri Lingkungan
Hidup bersepeda di Bali untuk menunjukkan dampat gerak manusia tanpa mengotori
( polusi ) alam dan udaranya. Tapi semuanya ini hanya sepintas. Selesai
konferensi, selesai melihat contoh bagus, selesai pula semuanya dan pembabatan
hutan, pembakaran hutan, pembantaian satwa yang perlu dilindungi terus
berlangsung. Ini semua terjadi karena tidak adanya `CINTA`. Manusia masih banyak
yang masa bodoh akan arti kata ini. Pengertian CINTA dipersempit sebatas hanya
dalam hubungan dua sejoli manusia.
Yang diataspun,
para pemimpin dunia berbicara sebagian besar tanpa rasa cinta, mereka hanya
melakukan sandiwara global untuk menarik perhatian dan simpatik. Dengan rencana
dan saran saran yang aduhai…tetapi diam diam sering melakukan apa yang
seharusnya dilarang demi kantongnya sendiri, semuanya omong kosong dan
melompong. Sandiwara politik. Tak terlaksana sesuai program dan tidak
dilaksanakan sepenuh hati bahkan makin parah saja. Semua ini seperti dua sejoli
yang sedang dirundung cinta, mengebu ngebu, selesai hasratnya, selesai pula
tujuan mulia menggalang cinta. Mereka tidak faham apa arti cinta sebenarnya.
Cinta kepada
sesamanya, cinta pada generasi penerus, cinta akan alam & lingkungan hidup
bersama segala isinya, cinta pada kehidupan untuk bisa menyelamatkan kehidupan,
biarpun hanya sedikit. Itulah arti cinta yang mulia. Cinta yang sebenarnya.
Falsafah Bushido pun yang bersih menekankan ` Cinta ` sehingga naluri dan
semangat seorang Karatepun semestinya dijiwai `Cinta` yang mulia ini.
Faith - Hope and
Love but the greatest is LOVE. ( Corinthians 13:13)
Sumber Artikel : http://www.kyokushinkai.or.id/artikel20.php
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Berita UG SS
Popular Posts
-
Pengertian Embedded System Embedded System atau sistem tertanam merupakan sistem komputer khusus yang dirancang untuk menjalankan tugas...
-
PROPOSAL BISNIS CUPCAKE (Diajukan sebagai tugas mata kuliah manajemen proyek dan manajemen resiko ) ...
0 komentar:
Posting Komentar